Kebun
Raya Bogor berhasil melakukan penyerbukan buatan pada spesies bunga bangkai (Amorpophallus titanum). Dalam perayaan 196 tahun Kebun Raya Bogor,
Selasa (21/5/2013), tanaman bunga bangkai muda hasil penyerbukan dipindahkan
dari polybag ke media tanah.
"Ini adalah keberhasilan pertama penyerbukan buatan bunga bangkai di Indonesia," kata Mustaid Siregar, Kepala Kebun Raya Bogor. Dian Latifah, peneliti budi daya bunga bangkai dari Kebun Raya Bogor menjelaskan, tanaman bunga bangkai hasil penyerbukan buatan itu diperoleh dari dua induk tanaman bunga bangkai berbeda, masing-masing menyumbang sel kelamin jantan dan betina.
"Bunga
pertama mekar pada November 2011 dan bunga kedua mekar pada Februari 2012.
Bunga yang mekar tahun 2011 menyumbangkan serbuk sari," urai Dian. Untuk melakukan penyerbukan buatan, serbuk sari yang dikoleksi dari
bunga pertama disimpan terlebih dahulu. Setelah daya serbuk sari diperiksa dan
dipastikan masih dapat menyerbuki, Dian dan tim mengusapkannya pada bunga kedua
yang sel kelamin betinanya telah masak. "Penyerbukan kita lakukan dengan kuas. Kita hanya punya satu
kesempatan untuk melakukannya. Harus tepat pada saat sel kelamin betina matang,"
jelas Dian. Penyerbukan harus dilakukan malam hari.
Tahap
pengusapan serbuk sari adalah tahap paling penting dalam penyerbukan buatan.
Peneliti harus mampu memastikan waktu saat sel kelamin betina matang. Menurut
Dian, kematangan sel betina bisa ditandai dengan terciumnya bau khas bunga
bangkai dan bagian bunga yang menjadi licin.
Keberhasilan
penyerbukan buatan ini membanggakan. "Sebab kita belum punya peralatan
canggih untuk membuat daya tahan serbuk sarinya lama," kata Dian.
Setelah
diserbuki, bunga akan berubah menjadi buah. Biji dalam buah dikoleksi dan
ditanam. Kini, sejumlah 90 tanaman bunga bangkai hasil penyerbukan buatan telah
dihasilkan. Umur tanaman yang dipamerkan hari ini 8 bulan. Tinggi tanaman
sekitar 50 cm, umbinya masih berbobot 15-60 gram. Berhasil melakukan penyerbukan buatan bunga bangkai, kini peneliti Kebun
Raya Bogor punya tantangan baru.
Mustaid
mengatakan, "Butuh 10 tahun bagi tanaman bunga bangkai untuk punya umbi
besar hingga 20-25 kilogram menghasilkan bunga. Kita akan mencoba melakukan
penelitian untuk mempercepat proses perbungaan." Tantangan lain adalah pemeliharaan tanaman bunga bangkai muda yang rawan
terkena hama nematoda (cacing bersegmen).
Dian
menuturkan, penyerbukan buatan dan penelitian tentang teknik budi daya bunga
bangkai penting dalam rangka pemanfaatannya. Bunga bangkai bisa dimanfaatkan
baik sebagai tanaman pameran yang menjadi ikon konservasi Indonesia maupun
sebagai tanaman obat.
"Kalau kita menguasai teknik budi daya, bunga bangkai bisa dimanfaatkan masyarakat luas. Bunga bangkai punya glukomanan yang berkhasiat menurunkan kadar gula," kata Dian. Sebagai ikon konservasi, pesona bunga bangkai telah terbukti. Beberapa waktu lalu, awetan bunga bangkai memukau publik dalam pameran di Korea. Ke depan, bukan tak mungkin bunga bangkai yang masih hidup dipamerkan.
"Kalau kita menguasai teknik budi daya, bunga bangkai bisa dimanfaatkan masyarakat luas. Bunga bangkai punya glukomanan yang berkhasiat menurunkan kadar gula," kata Dian. Sebagai ikon konservasi, pesona bunga bangkai telah terbukti. Beberapa waktu lalu, awetan bunga bangkai memukau publik dalam pameran di Korea. Ke depan, bukan tak mungkin bunga bangkai yang masih hidup dipamerkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar