Waspadai Zat Aditif Berlebihan pada Makanan!
Lebaran sebentar lagi tiba, gegap gempita menyambut hari raya umat Islam ini selalu dirasakan beberapa hari sebelumnya. Mulai dari ritual mudik ke kampung halaman, ajang berburu baju baru sampai pada kesibukan ibu-ibu menyiapkan hidangan untuk menyambut tamu yang bersilaturahmi ke rumah. Tidak afdhol rasanya menyambut lebaran (sebagai hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa) jika tidak ada makanan di rumah.
Momen seperti ini merupakan masa panen bagi para penjual jajanan (baca : makanan ringan). Omzet mereka akan terus meningkat seiring dengan naiknya permintaan masyarakat akan makanan ringan. Sehingga ada beberapa oknum pedagang yang menjual makanan tak berkualitas yang dapat merugikan kesehatan konsumennya. Misalnya dengan menjual makanan ringan yang sudah kadaluarsa, menggunakan zat aditif yang sebenarnya peruntukannya bukan untuk makanan seperti pewarna tekstil atau pengawet mayat (formalin). Dan itu pasti sangat berbahaya bagi tubuh kita baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebenarnya zat aditif itu apa sih? Kenapa kita perlu waspada? Apakah semua zat aditif itu berbahaya bagi tubuh kita? Bagaimana kita mengenali bahwa makanan itu menggunakan zat aditif berbahaya? Okey, kita bahas ya.. biar jelas dan kita terhindar dari efek samping zat aditif.
Zat aditif makanan adalah zat/bahan yang ditambahkan dalam makanan pada proses pembuatan/pengolahannya dengan tujuan untuk memperbaiki tampilan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, serta menjaga agar makanan awet/tidak mudah busuk.
Sebernarnya ada dua macam zat aditif makanan, yaitu zat aditif alami yang berasal dari bahan alami dan zat aditif sintetik yang berasal dari bahan kimia yang serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya.
Beberapa zat aditif makanan adalah :
1. Zat Pewarna
Zat pewarna makanan ditambahkan dengan tujuan agar makanan kelihatan lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna alami dapat didapatkan dari ekstrak bagian tumbuhan tertentu seperti kunyit untuk warna kuning, daun pandan atau daun suji untuk warna hijau, buah cokelat untuk warna cokelat, daun jati untuk warna merah dan wortel untuk warna kuning merah. Sedangkan pewarna sintetis diantaranya :
No
|
Warna
|
Nama Zat Pewarna
|
Nomor Indeks Nama
|
1. | Merah | Carmoisine
Amaranth
Erytrhrosin
|
14720
16185
45430
|
2. | Orange | Sunset Yellow FCF |
15985
|
3. | Kuning | Tartrazine
Quineline Yellow
|
19140
47005
|
4. | Hijau | Fast Green FCF |
42053
|
5. | Biru | Briliant Blue FCF
Indigocarmine (indigotine)
|
42090
73015
|
6. | Ungu | Violet GB |
42640
|
2. Zat Pemanis
Zat Pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis alami dapat diperoleh dari tumbuhan seperti kelapa, tebu dan aren. Selain itu pemanis alami juga berfungsi sebagai zat energi, sehingga kita mengkonsumsinya secara berlebihan maka akan mengakibatkan kegemukan.
Zat pemanis sintetik diantaranya sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis sintetik tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi, itulah sebabnya orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus) menggunakan pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Pemanis alami mempunyai tingkat rasa manis lebih tinggi daripada pemanis alami dan akan memberikan rasa pahit pada makanan jika dipergunakan secara berlebihan.
3. Zat Pengawet
Zat pengawet pada makanan dimaksudkan agar makanan menjadi tahan lama dan tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari proses pembusukan oleh bakteri. Zat pengawet alami yang biasa dipergunakan adalah gula (pemanisan makanan) dan garam (pengasinan ikan). Sedangkan zat pengawet sintetik yang aman digunakan untuk pengawetan makanan diantaranya asam acetat (cuka) untuk membuat acar, Natrium propionat, Kalsium propionatuntuk mengawetkan roti dan kue kering, Garam Natrium benzoat, asam sitrat, asam tartrat dan asam fosfat.
4. Zat Penyedap Rasa
Zat penyedap rasa digunakan untuk menambah cita rasa makanan. Penyedap rasa alami terdapat pada rempah-rempah seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, lengkuas, kunyit dan bawang, serta dari tumbuhan yang lain seperti daun seledri, daun salam, dan daun pandan. Sedangkan penyedap rasa sintetik yang aman digunakan diantaranya MSG (Monosodium Glutamate) yang dipasaran dikenal dengan istilah moto, micin atau vetsin, serta perasa sintetik lain yang digunakan untuk aroma rasa buah tertentu seperti oktil asetatuntuk rasa/aroma buah jeruk, etil butirat untuk rasa/aroma buah nanas serta amil valerat untuk rasa/aroma buah apel.
Apakah zat aditif makanan berbahaya bagi kesehatan?
Pada dasarnya semua zat aditif makanan tersebut di atas aman untuk dikonsumsi apabila penggunaannya sesuai takaran yang dianjurkan. Zat aditif makanan sintetik jika digunakan secara berlebihan tentunya akan memberikan efek kurang baik bagi kesehatan, misalnya penggunaan pemanis dari siklamat yang berlebihan akan dapat menimbulkan penyakit kanker karena dalam proses metabolisme tubuh dapat menghasilkan senyawa karsinogenik. Atau sakarin yang berlebihan dapat merangsang terjadinya tumor pada kandung kemih.
Yang perlu diwaspadai disini adalah zat aditif makanan yang sebenarnya peruntukannya bukan untuk makanan, seperti pewarna tekstil, formalin (pengawet mayat atau binatang yang sudah mati), serta boraks. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri non pangan seperti dalam pembuatan gelas, kertas, pengawet kayu dan keramik.
Bagaimana memilih makanan yang aman dikonsumsi?
Ada beberpa tips agar kita terhindar mengkonsumsi makanan kemasan yang mengandung zat aditif yang tidak aman bagi kesehatan, diantaranya :
- Perhatikan kemasan makanan sebelum membeli, pastikan kemasan dalam keadaan baik (tidak sobek/berlubang, tidak penyok, tidak menggembung untuk kemasan kaleng)
- Pastikan tanggal kadaluarsa tertera pada kemasan untuk menghindari makanan yang sudah basi.
- Perhatikan label komposisi makanan yang terdapat pada kemasan, terkadang ada makanan yang komposisi bahannya tidak cocok diberikan pada anak usia tertentu atau orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
- Perhatikan warna makanan, hindari mengkonsumsi makanan dengan warna yang mencolok karena kemungkinan menggunakan pewarna non makanan.
- Perhatikan tekstur dan kondisi luar makanan, untuk menghindari mengkonsumsi makanan yang sudah rusak karena pengaruh bakteri atau jamur.
- Simpan bahan makanan ditempat yang sesuai seperti yang dianjurkan dalam kemasan.
Demikian, semoga dapat menambah wawasan kita tentang makanan. Konsumsilah makanan yang baik bagi kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar